Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk kesalahan berbahasa yang dilakukan penulis atau editor dalam penulisan opini. Data dalam penelitian ini berupa opini-opini yang diterbitkan oleh harian Serambi Indonesia edisi 24 Maret s.d. 7 April 2022.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa dalam penelitian ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman pada penulisan yang benar atau sesuai PUEBI, sehingga penulis atau editor opini masih keliru membedakan penulisan yang benar dan tidak benar. Contoh dari data yang ditemukan, banyak penulis atau editor yang menggunakan tidak tanda koma pada penulisan yang terdiri lebih dari dua unsur, padahal menurut panduan hal tersebut sebuah kesalahan. Penyebab terjadinya kesalahan berbahasa juga dapat terjadi karena kurang ketelitian penulis atau editor ketika menulis opini, terlihat adanya penghilangan dan penambahan fonem konsonan