Korosi merupakan proses degradasi dari material logam yang disebabkan oleh reaksi elektrokimia logam dengan lingkungannya. Proses korosi menyebabkan penurunan sifat mekanik logam sehingga dapat menyebabkan kerugian dalam aspek ekonomi dan keselamatan. Salah satu material yang mengalami korosi yaitu baja ASTM A36. Laju korosi logam akibat pengaruh lingkungan tidak bisa dihentikan namun lajunya dapat dikurangi. Salah satu solusi pencegahan korosi yang sangat populer adalah dengan cara penambahan zat inhibitor yang diperoleh dari ekstraksi bahan alam. Penelitian ini menggunakan inhibitor dari biji Kusambi dengan tujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak biji Kusambi yang didapatkan dengan cara ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol, untuk mengetahui kondisi optimum (waktu perendaman dan suhu), serta analisis FTIR untuk mengetahui gugus fungsi. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji kusambi (Schleichera oleosa) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan triterpenoid. Penelitian ini menggunakan metode pengurangan berat yang dilakukan dengan cara merendam logam ke dalam media HCl tanpa inhibitor, dan dengan inhibitor dilakukan dengan cara di coating lalu direndam dalam media HCl, dengan memvariasikan waktu perendaman yaitu 3, 6, 9, 12 dan 15 hari dan suhu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC dan 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pada proses inhibisi korosi didapatkan pada waktu perendaman 6 hari dengan efisiensi inhibisi sebesar 90,62% dan laju korosi sebesar 0,1059 mm/tahun dan pada suhu 35oCdengan laju efisiensi inhibisi sebesar 77,77% dan laju korosi 0,0697 mm/tahun.