Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kajian Linguistik dan Sastra

Racism in Nella Larsen’s “Passing” Siti Fitriani; Wati, Refina; Inayati , Rif’ah
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.38401

Abstract

This study purposes to analyze the types of racism level and the effect of the racism level that portray in the characters in novel of Passing by Nella Larsen using racism as a theoretical approach. This study conducted using qualitative approach. The data were collected by close reading of the character’s utterances or the narrator’s text in the novel “Passing”. There are 11 data of racism level that classified based on Jones’s theory (2013) into three types: individual bias, institutional bias and cultural bias. The result showed that the utterances were categorized as individual bias are 10 data, one data as institutional bias and cultural bias does not find in this novel. The effect of racism level such as discomfort in community, always be careful and try to fulfill other groups prejudice to them. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis tingkat rasisme dan pengaruh tingkat rasisme yang digambarkan pada tokoh dalam novel Passing oleh Nella Larsen dengan menggunakan rasisme sebagai pendekatan teoritis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan membaca lebih dekat ucapan karakter atau teks narator dalam novel "Passing". Ada 11 data tingkat rasisme yang diklasifikasikan berdasarkan teori Jones (2013) menjadi tiga jenis: bias individu, bias institusional, dan bias budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ucapan yang dikategorikan sebagai bias individu adalah 10 data, satu data sebagai bias institusional dan data sebagai bias budaya tidak di temukan di dalam novel ini. Efek dari tingkat rasisme seperti ketidaknyamanan di masyarakat, mereka selalu berhati-hati dan berusaha untuk memenuhi asumsi kelompok lain terhadap mereka.
An Analysis of Illocutionary Act in “Frozen II” Movie Wati, Refina; Siti Fitriani; Al Rosyidah, Afiifah
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 4 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v4i1.38527

Abstract

This study aims to analyze the types of illocutionary acts found in the main characters utterances in the "Frozen II" movie. This study employs a descriptive qualitative approach as the research design. The data are collected through watching and transcribing the utterances of the main characters’ (Anna and Elsa) which contain illocutionary act. There are 103 data of illocutionary acts that identify and classify based on Yule’s theory (1996) into five types: representative, commissive, directive, expressive and declarative. The results show that the utterances are classified as representative with 46 data, directive with 41 data, expressive with 14 data and commissive with 2 data. From the total 103 data of illocutionary acts, representative is the most dominant used by the main characters. This occurs because this movie focusses about journey or adventure of the characters, which is more need to convey facts or statement of the characters. On the contrary, declarative type is not found in this study because declarative speech act tends to be used in formal or institutional context and does not used in adventure or fantasy movie. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis tindak ilokusi yang ditemukan dalam tuturan tokoh utama dalam film "Frozen II". Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif sebagai desain penelitian. Data dikumpulkan melalui pengamatan dan transkripsi tuturan tokoh utama (Anna dan Elsa) yang mengandung tindak ilokusi. Ada 103 data tindak ilokusi yang diidentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan teori Yule (1996) menjadi lima jenis: representatif, komisif, direktif, ekspresif dan deklaratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan tersebut diklasifikasikan sebagai representatif dengan 46 data, direktif dengan 41 data, ekspresif dengan 14 data dan komisif dengan 2 data. Dari total 103 data tindak ilokusi, representatif adalah yang paling dominan digunakan oleh tokoh utama. Hal ini terjadi karena film ini berfokus pada perjalanan atau petualangan tokoh, yang lebih perlu menyampaikan fakta atau pernyataan tokoh.  Sebaliknya, jenis tuturan deklaratif tidak ditemukan dalam penelitian ini karena tindak tutur delaratif cenderung digunakan pada konteks formal atau institusional dan tidak digunakan pada film petualangan atau film fantasi