Sistem indera manusia, khususnya panca indera, memainkan peran penting dalam pengenalan dan respons terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal. Mata sebagai indera penglihatan memiliki mekanisme kerja yang melibatkan proses refraksi cahaya yang memungkinkan penglihatan yang jelas. Namun, berbagai gangguan penglihatan dapat terjadi akibat kelainan pada struktur anatomi mata, seperti kelainan refraksi, ambliopia, katarak, dan glaukoma, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan kinerja individu, terutama pada lansia dan anak-anak. Pada lansia, katarak dan glaukoma menjadi masalah utama, dengan faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan penyakit penyerta. Sementara itu, pada anak-anak, kelainan refraksi dan ambliopia dapat memengaruhi prestasi belajar, yang memerlukan deteksi dan perawatan dini. Pengetahuan masyarakat tentang gangguan penglihatan serta upaya pencegahan dan pengelolaan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko gangguan penglihatan dan kebutaan. Oleh karena itu, deteksi dini, pemeriksaan mata rutin, dan penyuluhan kepada masyarakat perlu diperkuat untuk mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh kelainan penglihatan.