Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang menempati peringkat ketiga kanker yang terjadi pada wanita. Pengobatan kanker menimbulkan efek samping yang beragam, salah satunya mual dan muntah yang terjadi pada 70-80% pasien dewasa yang menerima kemoterapi. Pemberian antiemetik berpengaruh besar bagi pasien untuk mencegah mual dan muntah sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan kepatuhan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola penggunaan antiemetik, gambaran skor CINV (Chemoteraphy Induced Nausea Vomiting) pasien dengan skala FLIE ( Functional Living Index Emesis) dan untuk mengetahui hubungan penggunaan antiemetik dengan skor CINV skala FLIE. Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan secara prospektif, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu primer dan skunder dengan jumlah pasien 31 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dari hasil penelitian didapatkan pola penggunaan antiemetik untuk premedikasi kemoterapi yaitu kombinasi antara antagonis serotonin 5-HT3 ondansetron injeksi, deksametason injeksi, dan difenhidramin injeksi serta kombinasi antagonis serotonin 5-HT3 palonosetron injeksi, deksametason injeksi, ranitidin injeksi, dan difenhidramin injeksi. Sedangkan obat oral setelah kemoterapi yang digunakan ondasetron tablet dan metoklopramid tablet. Hasil rata-rata skor CINV fase akut 6,09 dan fase delayed 4,88. Pada fase akut didapatkan nilai p>0,05yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata skor CINV pasien pada fase akut berdasarkan antiemetik dan pada fase delayed didapatkan nilai p<0,05 yang berarti ada perbedaan rata-rata skor CINV pada fase delayed diantara pasien berdasarkan obat antiemetik.