Pendahuluan: Anemia menjadi komplikasi umum pada pasien yang menderita Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dan memberikan dampak terhadap kualitas hidup pasien. Penurunan fungsi ginjal pada pasien PGK mengakibatkan berkurangnya produksi eritropoietin, peningkatan inflamasi sistemik, defisiensi besi, dan gangguan metabolisme yang berkontribusi pada terjadinya anemia. Tujuan: menganalisis hubungan antara anemia dan fungsi ginjal pada pasien penyakit ginjal kronis berdasarkan data klinis dan laboratorium. Metode: Kajian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross-sectional melibatkan pasien PGK dari berbagai tahap penyakit. Parameter yang dianalisis meliputi kadar hemoglobin, estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR), kadar ferritin, indeks saturasi transferrin, dan penanda inflamasi C-reactive protein (CRP). Hasil: Adanya hubungan negatif antara kadar hemoglobin dan eGFR. penurunan fungsi ginjal berbanding lurus dengan tingkat anemia yang lebih berat. Selain itu, defisiensi besi dan inflamasi ditemukan sebagai faktor penting yang memperburuk kondisi anemia. Kesimpulan : Anemia pada pasien PGK memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan deteksi dini, manajemen nutrisi, dan intervensi medis yang tepat untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut. Penelitian ini memberikan wawasan penting untuk meningkatkan penanganan anemia pada populasi dengan penyakit ginjal kronis.