Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian terkait kanker pada wanita, termasuk di kalangan remaja putri. Insidensi kanker payudara di Asia, termasuk Indonesia, menunjukkan peningkatan yang signifikan berdasarkan data Global Burden of Cancer. Gaya hidup modern, seperti konsumsi makanan tinggi lemak, obesitas, merokok, dan stres, telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama yang memperburuk kondisi ini. Oleh karena itu, memahami hubungan antara gaya hidup dan risiko kanker payudara pada remaja putri menjadi penting untuk mendukung upaya pencegahan dini. Metode: Studi ini merupakan tinjauan sistematis yang dilakukan sesuai dengan protokol PRISMA-P. Pencarian literatur dilakukan di basis data Google Scholar dan PubMed untuk mengidentifikasi studi yang relevan. Kata kunci menggunakan pendekatan PICO-S meliputi "wanita muda", "gaya hidup", "kanker payudara", dan "risiko". Sembilan studi yang memenuhi kriteria inklusi dianalisis secara naratif untuk mengevaluasi hubungan antara gaya hidup dan risiko kanker payudara. Hasil: Dari sembilan studi yang diulas, ditemukan bahwa stres memiliki odds ratio (OR) tertinggi sebesar 2,657, diikuti oleh konsumsi makanan tinggi lemak (OR = 2,872) dan obesitas (OR = 1,942). Merokok dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko kanker payudara pada remaja putri. Faktor gaya hidup yang paling dominan adalah stres, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara secara signifikan. Kesimpulan: Gaya hidup tidak sehat, terutama stres, pola makan tinggi lemak, dan obesitas, berperan penting dalam meningkatkan risiko kanker payudara pada remaja putri. Intervensi dini yang berfokus pada pengelolaan stres, pola makan sehat, dan peningkatan aktivitas fisik sangat diperlukan. Edukasi kesehatan yang komprehensif dan berbasis bukti menjadi langkah strategis untuk mencegah kanker payudara di kalangan wanita muda.