Masyarakat di sekitar situs Candi Borobudur merupakan masyarakat yang berbasis pada sejarah dan seni budaya, namun mereka lebih memilih meningkatkan perekonomian karena Borobudur adalah kawasan yang ramai didatangi wisatawan. Pada tahun 2022, perhelatan G20 Cultural Ministers Meeting diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur yang melibatkan warga di 20 desa sekitar dalam satu program kegiatan, yaitu Karnaval Budaya. Diperlukan pendampingan proses kreatif oleh seniman profesional kepada masyarakat yang berpartisipasi dengan tujuan untuk memberikan dampak positif kepada pola pikir warga agar mendapatkan keseimbangan antara mengembangkan potensi kebudayaan lokal dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Pendampingan dilakukan dengan pendekatan Community-Based Development (CBD) oleh seniman profesional, yaitu melatih koreografi karnaval oleh para koreografer, membantu memilih potensi lokal untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar kostum karnaval oleh para desainer, dan memberikan pengetahuan teknis dalam membangun seni instalasi oleh para seniman patung. Keterlibatan masyarakat desa dalam kegiatan ini mencakup pengelolaan sumber daya lokal desa untuk diolah secara kreatif menjadi sajian pertunjukan yang dapat dinikmati oleh audiens dan para pelakunya sendiri. Hasil pendampingan ini disajikan dalam bentuk karnaval budaya dari keterlibatan 2.000 masyarakat desa yang sudah mendapatkan manfaat dari proses kreatif. Karnaval Budaya G20 Indonesia 2022 ini menjadi salah satu strategi efektif dalam melestarikan warisan budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. The community around the Borobudur Temple site has deep roots in history and cultural arts. However, due to the area's popularity as a tourist destination, residents tend to prioritize economic advancement. In 2022, the G20 Cultural Ministers Meeting was held in the Borobudur area, involving residents from 20 nearby villages in a collaborative event: the Cultural Carnival. To support the participating communities, professional artists provided creative facilitation aimed at positively shaping local mindsets and encouraging a balance between cultural development and daily livelihood needs. This facilitation was conducted using a Community-Based Development (CBD) approach, including carnival choreography training by choreographers, assistance in identifying local materials for costume design by designers, and technical instruction in constructing installation art by sculptors. Village community involvement included managing local resources and transforming them into creative performance elements that could be appreciated by both the audience and the participants themselves. The result of this collaboration was a large-scale cultural carnival involving 2,000 villagers who benefited from the creative process. The 2022 G20 Indonesia Cultural Carnival serves as an effective strategy for preserving cultural heritage while enhancing the welfare of rural communities.