Penerapan sistem energi hibrida yang menggabungkan energi surya, angin, dan genset menjadi salah satu solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah ketergantungan pada energi fosil di wilayah terpencil. Di Pulau Matakus, yang terletak di Kepulauan Tanimbar, sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang berkelanjutan, seiring dengan tantangan besar terkait infrastruktur dan bahan bakar fosil. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem hibrida ini dari perspektif manajerial, dengan fokus pada faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan implementasinya. Metode analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi, sementara data yang digunakan meliputi informasi potensi energi terbarukan dari BMKG dan NASA serta data profil beban dari fasilitas Guest House di Pulau Matakus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, meskipun ada tantangan terkait kebutuhan modal awal yang besar dan keterbatasan infrastruktur, penerapan sistem hibrida menawarkan peluang besar, khususnya dengan dukungan kebijakan pemerintah dan perkembangan sektor pariwisata. Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis yang dapat diterapkan untuk pengembangan energi terbarukan di wilayah 3T di Indonesia.