Musik tradisional memiliki peran penting dalam struktur budaya dan spiritual masyarakat Dayak, terutama dalam upacara ritual seperti Manyangiang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran musik tradisional rabab dalam ritual Manyangiang di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Melalui pendekatan kualitatif-deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan tokoh adat, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rabab tidak hanya berfungsi sebagai alat musik, tetapi juga sebagai medium komunikasi spiritual antara dunia manusia dan roh leluhur. Musik rabab dalam Manyangiang dipercaya mampu memanggil, menenangkan, serta mengantar arwah ke alam baka. Elemen estetika yang membentuk keunikan ritual Manyangiang seperti Setiap unsur dalam ritual Manyangiang memiliki makna simbolis yang mendalam seperti darah hewan seperti babi, kerbau, dan ayam digunakan untuk menetralisir hal-hal negatif dan melambangkan hubungan antar makhluk. Telur, dalam setiap upacara adat, adalah lambang hubungan antar makhluk dan simbol kedamaian serta ketentraman. Selain itu, beras (behas) berfungsi sebagai media komunikasi antara manusia dengan Ranying Hatalla (Tuhan). Penguatan Identitas Budaya melalui Ritual Manyangiang dapat dilakukan seperti, pelestarian bahasa dan sastra lisan, simbolisme dalam alat dan bahan ritual, keterhubungan dengan alam dan roh Leluhur dan pendidikan dan pembelajaran budaya. Dengan irama khas dan syair bernuansa sakral, rabab memperkuat nilai-nilai kultural dan religius dalam masyarakat Dayak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rabab merupakan elemen esensial dalam keberlangsungan dan otentisitas ritual Manyangiang di tengah modernisasi budaya.