Penelitian ini bertujuan untukpemerian taksonomi fosilBovidae dari Formasi Bapangdi Kubah Sangiranberdasarkan pengamatan morfologi, biometri, dan morfometri gigi molar (geraham) bawah. Dalam analisis ini digunakan 20 spesimen fosil gigi molar. Berdasarkan pengamatan biometrimolar bawah, Bibos palaesondaicus memiliki nilai lingual-buccal (LB), lebar anterior (AW), dan lebar posterior (PW) paling besar, kemudian secara berurutan diikuti molar Bubalus palaeo kerabau dan Duboisia santeng. Pengamatan morfometri menunjukkan transformasi titik landmark yang berpengaruh terhadap pengelompokan spesimen berdasarkan kemiripan anatominya. Wireframe menunjukkan metastylid dan entostylid milik B. Palaeokerabau lebih panjang atau melebar daripada B. palaesondaicus. Sebaliknya, metaconid rib, entoconid rib, protoconid, dan hypoconid pada B. Palaesondaicus justru lebih panjang daripada B. palaeokerabau. Melalui wireframed terlihat bagian antomi hypoconulid pada M3B. palaeokerabau lebih ramping daripada B. palaesondaicus. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, biometri, dan morfometri molarbawah, Bovidae dalam Formasi Bapang dapat diklasifikasikan menjadi 3 taksa berdasarkan kemiripan anatominya, yaitu B.palaeokerabau, B.palaesondaicus, dan D.santeng. Bapang Bawah didominasi konglomerat, terdapat fauna B. Palaeokerabau dan B. palaesondaicus. Bapang Tengah dan Bapang Atas didominasi batupasir. Kumpulan Bovidae Bapang Tengah terdiri dari B. palaeokerabau, B. palaesondaicus, dan D. santeng, sedangkan Bapang Atas hanya dijumpai fauna B. Palaeokerabau dan B. palaesondaicus saja. Berdasarkan karakter litologinya, Bapang Bawah diendapkan di lingkungan sungai bermeander, sedangkan Bapang Tengah dan Bapang Atas diendapkan di lingkungan sungai teranyam. Kehadiran B. Palaeokerabau dan B. Palaesondaicus mencerminkan lingkungan padang rumput, sedangkan D. Santeng mengindikasikan keberadaan kanopi (hutan) tertutup. Kata kunci: morfologi biometri morfometri, molar Bovidae, Fm. Bapang, Sangiran