Pembangunan Rumah Singgah Raja Ahmad Engku Haji Tua di Kepulauan Riau merupakan salah satu langkah strategis untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, keberhasilan program ini tidak terlepas dari pentingnya strategi komunikasi yang efektif untuk menyosialisasikan tujuan, manfaat, dan nilai historis yang mendasarinya kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi yang diterapkan oleh Gubernur Kepulauan Riau dalam sosialisasi pembangunan rumah singgah tersebut. Analisis menggunakan Teori Lasswell sebagai kerangka konseptual, yang terdiri dari lima elemen utama: Who (komunikator), Says What (pesan), in Which Channel (saluran/media), to Whom (penerima), dan with What Effect (dampak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan melibatkan penggunaan media tatap muka, media cetak, elektronik, dan media sosial untuk menyampaikan pesan yang berfokus pada manfaat, nilai budaya, dan tujuan pembangunan rumah singgah. Komunikasi yang efektif berhasil meningkatkan pemahaman, kepercayaan, dan dukungan masyarakat terhadap program tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan strategi komunikasi publik berbasis budaya lokal dan menggarisbawahi pentingnya pendekatan terstruktur dalam proses komunikasi pembangunan.