Perkembangan teknologi yang pesat mendorong banyak organisasi untuk melakukan adopsi sistem digital dalam meningkatkan efisiensi kerja. Namun, proses ini tidak selalu menghasilkan dampak positif terhadap kondisi psikologis dan produktivitas karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak negatif dari adopsi teknologi dalam konteks perusahaan ekspedisi di Bandung yang melakukan pergantian sistem operasionalnya. Penelitian menggunakan metode campuran, dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner serta pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi teknologi tidak selalu menimbulkan technostress, namun justru dapat menciptakan tekanan psikologis akibat prosedur kerja yang menyertai sistem baru, seperti tuntutan kesempurnaan dan sanksi atas kesalahan kerja. Temuan ini memperlihatkan bahwa dampak negatif dari adopsi teknologi dapat berasal dari kebijakan internal organisasi, bukan dari teknologinya itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk tidak hanya mempertimbangkan aspek kemudahan dan kebermanfaatan teknologi, tetapi juga memastikan bahwa sistem kontrol dan prosedur kerja yang diterapkan mendukung kesejahteraan karyawan dan keberhasilan implementasi teknologi secara menyeluruh