Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work-life balance terhadap burnout, serta menguji peran self-efficacy sebagai variabel moderasi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi moderasi (Moderated Regression Analysis/MRA). Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 99 responden yang merupakan karyawan tetap di PT Nusatama Sejahtera Abadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-life balance berpengaruh negatif dan signifikan terhadap burnout, dengan koefisien regresi -0,557 dan signifikansi 0,000. Artinya, semakin seimbang kehidupan kerja dan pribadi, semakin rendah tingkat burnout karyawan. Selain itu, self-efficacy terbukti memoderasi hubungan tersebut secara signifikan (koefisien interaksi -1,695; signifikansi 0,000). Namun, arah negatif menunjukkan bahwa self-efficacy memperlemah pengaruh work-life balance terhadap burnout. Karyawan dengan self-efficacy tinggi cenderung tetap mampu mengelola tekanan kerja meskipun work-life balance mereka tidak optimal. Temuan ini menekankan pentingnya program penguatan self-efficacy seperti pelatihan, coaching, dan dukungan psikologis di lingkungan kerja.