Latar Belakang : penyakit stroke menimbulkan perubahan fisik berupa perubahan kelumpuhan ekstremitas, gangguan indra rasa, dan gangguan dalam beraktivitas. Proses penyakit stroke mengakibatkan seseorang penderita mengalami masalah fisik maupun fisiologis yang membuat penderita merasa terganggu dengan keterbatasan dalam melakukan kontak sosial, tidak mau berinteraksi dengan orang lain seperti dulu karena tidak mampu melakukan berbagai aktivitas sehingga menimbulkan rasa malu dalam dirinya. Tujuan: mendeskripsikan proses koping penderita stroke terhadap proses penyakitnya menurut teori adaptasi Callista Roy. Metode: penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian berupa pendekatan etnografi, kriteria yang digunakan berusia 30-78 tahun dengan kriteria partisipan yang mengalami kelemahan dan kelumpuhan, jumlah partisipan sebanyak empat partisipan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi semi terstruktur secara mendalam. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisa tematik. Hasil : terdapat empat tema yakni 1) riwayat penyakit sebagai stresor, 2) ketidakberdayaan, 3) proses adaptasi secara fisik, psikis, dan sosial, 4) pembentukan mekanisme koping. Semua partisipan menyesuaikan diri terhadap perubahan pasca stroke dengan mekanisme koping adaptif. Kesimpulan: walaupun terjadi perubahan secara fisik, psikis, dan sosial, partisipan memilih mekanisme koping adaptif, salah satunya dengan melakukan pengobatan di klinik. Partisipan rutin memeriksakan kesehatan, rutin konsumsi obat, dan kelola stres dengan cara berdoa.