Fenomena penggunaan cadar oleh mahasantriwati di pesantren menjadi isu penting untuk diteliti karena berkaitan erat dengan dinamika komunikasi dan interaksi sosial di lingkungan pendidikan berbasis agama. Praktik bercadar sering memunculkan berbagai persepsi, mulai dari penerimaan hingga stereotip negatif, yang dapat memengaruhi keharmonisan hubungan sosial. Sejumlah penelitian terdahulu telah membahas komunikasi perempuan bercadar di masyarakat umum, namun masih terdapat kekosongan kajian yang secara spesifik menelaah strategi interaksi sosial mahasantriwati bercadar dalam konteks pesantren, khususnya yang memiliki karakteristik pembinaan intensif seperti Ma’had Takhassus Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat. Berdasarkan fokus penelitian ini adalah Bagaimana strategi interaksi sosial yang digunakan mahasantriwati bercadar di Ma’had Takhassus Al-Ishlahuddiny?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bertempat di Ma’had Takhassus Al-Ishlahuddiny, Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap utama: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan adanya strategi interaksi sosial yang meliputi komunikasi interpersonal berbasis empati, penggunaan bahasa tubuh yang adaptif, dan pemanfaatan media sosial untuk membangun pemahaman publik. Novelty dari penelitian ini terletak pada pengungkapan peran aktif mahasantriwati bercadar sebagai agen komunikasi inklusif yang mampu mengatasi prasangka sosial di lingkungan pesantren. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan program pembinaan komunikasi Islami berbasis keterampilan sosial serta penelitian lanjutan yang mengeksplorasi perspektif masyarakat eksternal terhadap keberadaan mahasantriwati bercadar di pesantren.