Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Kultura: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora

DESKRIPSI BORU NI RAJA MASYARAKAT BATAK TOBA KECAMATAN SIATAS BARITA KABUPATEN TAPANULI UTARA Nova Simbolon; Michael Sirait; David Mandobar; Roida Lumbantobing
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 1 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i1.787

Abstract

Boru ni raja adalah gelar adat yang diberikan kepada anak perempuan dari seorang raja atau pemimpin adat di masyarakat Batak Toba. Gelar ini memiliki makna dan fungsi penting dalam masyarakat Batak Toba. Boru ni raja memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati oleh masyarakat. Mereka juga memiliki peran penting dalam menjaga adat istiadat dan budaya Batak Toba. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji deskripsi boru ni raja di masyarakat Batak Toba Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boru ni raja di Kecamatan Siatas Barita memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari berbagai pandangan yang berbeda. Boru ni raja di Kecamatan Siatas Barita memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki peran aktif dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, dan politik pada masa itu. Mereka juga memiliki peran penting dalam menjaga adat istiadat dan budaya Batak Toba. Status sosial perempuan dalam budaya Batak Toba ditempatkan sedemikian rupa situasi yang paradoks juga. Di satu sisi, mereka dipanggil sebagai “Boru ni Raja” (putri yang dihormati), namun sebaliknya mereka diperlakukan sebagai “hatoban” (budak). Jurnal ini berupaya menunjukkan secara kritis tempat Toba Wanita Batak dalam budaya Batak Toba. Oleh karena itu, tujuan kami adalah untuk menyajikan status sosial perempuan Batak Toba yang diwarisi secara budaya nenek moyang. Yang kami maksud dengan kritis adalah kami berusaha menyajikan hal-hal sosial secara adil status perempuan baik dari sisi negatif maupun positifnya.