Peningkatan konversi lahan hijau menjadi kawasan permukiman di perkotaan secara signifikan mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air, sehingga meningkatkan volume limpasan permukaan dan menyebabkan genangan air. Studi ini berfokus pada evaluasi kinerja sistem drainase di Jalan Pidada, Denpasar Utara, yang sering mengalami genangan akibat alih fungsi lahan dan kurangnya pemeliharaan saluran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas saluran drainase dan mengidentifikasi penyebab genangan di area tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan evaluasi hidrologi dan hidrolika. Data curah hujan, karakteristik daerah aliran, dan dimensi saluran dikumpulkan untuk kemudian dimodelkan menggunakan perangkat lunak Storm Water Management Model (SWMM). Pemodelan dilakukan untuk simulasi kala ulang hujan 2, 5, dan 10 tahun dengan durasi hujan 6 jam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kapasitas saluran drainase di Jalan Pidada tidak memadai. Terjadi banjir maksimum pada kala ulang 2 tahun setelah 5 jam 15 menit, kala ulang 5 tahun setelah 5 jam 30 menit, dan kala ulang 10 tahun setelah 6 jam. Studi ini menyimpulkan bahwa ketidakmampuan saluran dalam menampung limpasan air hujan menjadi penyebab utama genangan. Rekomendasi perbaikan sistem drainase sangat diperlukan untuk mitigasi banjir di kawasan tersebut.