Agribisnis hortikultura pada tingkat petani di Kecamatan Wonomulyo khususnya di Desa Sumberjo berdasarkan campur tangan dari pihak luar dibedakan menjadi agribisnis hortikultura dengan pendampingan tenaga ahli dari Dinas Pertanian dan agribisnis hortikultura secara mandiri. Dari dua kelompok tersebut berakibat terhadap tingkat sistem agribisnis yang diterapkan, baik dalam hal subsistem agribisnis hulu/sarana produksi, usahatani/ budidaya, penanganan dan pengolahan pasca panen maupun pemasaran. Agribisnis hortikultura dengan pendampingan ahli diduga lebih intensif dibandingkan dengan agribisnis hortikultura secara mandiri, sehingga pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Permasalahan utama yang ditemui di lapangan, petani hortikultura dalam mengembangkan usaha taninya tidak memperhatikan kualitas maupun kontinuitas yang diharapkan konsumen maupun pasar. Kondisi ini terjadi karena lemahnya sumber daya manusia dalam mengakses sistem agribisnis secara terpadu hal ini yang menjadi tujuan dari peneliti . Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Deskriptif kualitatif dengan pendekatan melalui survei serta analisis pendapatan, serta analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh sistem agribisnis terhadap pendapatan petani hortikultura. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mekanisme pendampingan dan pemberdayaan petani hortikultura telah dilaksanakan dengan baik, namun subsistem pemasaran masih belum efisien. Pendapatan rata-rata petani hortikultura yang mendapatkan pendampingan lebih tinggi daripada yang tidak mendapatkan pendampingan. Penerapan sistem agribisnis hortikultura berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani, namun subsistem pemasaran tidak berpengaruh signifikan.