Jariyah, Filaili Ainun
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SUARA SUNYI DAN SAJAK YANG BERBICARA: ANALISIS SEMIOTIKA PUISI "AKU DAN SUNYI" DAN "KEPADA SAJAKKU" Jariyah, Filaili Ainun; Yulianah, Yulianah
SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 1 (2024): MARET 2024
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/sastranesia.v12i1.3543

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menjelaskan makna denotasi, konotasi dan makna mitos yang terdapat di dalam puisi “Aku dan Sunyi” dan puisi “Kepada Sajakku” dengan menggunakan pendekatan teori semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa informasi dan bait puisi yang didapatkan peneliti dari sumber penelitian, yaitu puisi “Aku dan Sunyi” dan puisi “Kepada Sajakku”. Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah menunjukkan adanya makna denotasi, makna konotasi dan makna mitos yang dapat dikaji dalam puisi “Aku dan Sunyi” dan puisi “Kepada Sajakku”. Secara makna denotasi dalam puisi “Aku dan Sunyi”, pengarang ingin menyampaikan perasaan kesepian yang mendalam. Secara makna konotasi dalam puisi “Aku dan Sunyi”, pengarang merasakan kesepian dan tidak adanya sebuah dukungan dari orang lain, pengarang mengharapkan dukungan agar bisa keluar dari situasi yang sulit. Secara makna mitos dalam puisi “Aku dan Sunyi”, pengarang ingin menyampaikan bahwa ketika seseorang merasakan kesepian, makan orang itu akan mencari sebuah jalan keluar dan dukungan dari orang lain. secara denotasi dalam puisi Kepada Sajakku, pengarang menyampaikan tentang ketidakadilan yang dirasakan dalam dunia yang sempit akal. Makna konotasi dalam puisi “Kepada Sajakku”, pengarang menyampaikan bahwa dalam dunia terdapat ketidakadilan. Secara makna mitos dalam puisi “Kepada Sajakku”, pengarang menyampaikan bahwa seseorang bisa melawan ketidakadilan yang dialami.