Petani hortikultura sering menghadapi masalah dalam mengelola keuangan usaha tani mereka. Untuk mempertahankan bisnis tani, praktik pengelolaan keuangan yang baik sangat penting. Namun, banyak petani menggunakan akuntansi secara sederhana atau hanya mencatat pendapatan dan pengeluaran dasar. Hal ini seringkali disebabkan oleh pemahaman yang buruk tentang akuntansi dan pengelolaan keuangan, yang menyebabkan pengambilan keputusan keuangan yang kurang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apa yang diketahui petani hortikultura Desa Abang Songan di Kintamani, Bangli, tentang pengelolaan keuangan dan akuntansi. Bagaimana petani memahami akuntansi dan menerapkannya dalam bisnis mereka dipelajari melalui penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Akibat kurangnya pengetahuan dan pendidikan akuntansi, petani masih melakukan akuntansi secara sederhana dan tidak mengikuti standar formal, meskipun mereka menyadari pentingnya pencatatan keuangan. Karena situasi ini, pencatatan dan pelaporan keuangan menjadi kurang efektif. Hasilnya menunjukkan bahwa petani harus mendapatkan pelatihan akuntansi dasar untuk meningkatkan pengelolaan keuangan, efisiensi bisnis, dan keberlanjutan bisnis pertanian.