Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan permasalahan sosial dan kesehatan yang semakin memprihatinkan di Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan seperti Desa Sei Limbat. Perkembangan teknologi informasi dan arus globalisasi membuat remaja semakin mudah terpapar berbagai pengaruh yang dapat memengaruhi sikap dan perilaku mereka terhadap seksualitas. Kondisi ini menegaskan pentingnya peran ibu dalam memberikan arahan dan perlindungan agar remaja tidak terjerumus dalam perilaku berisiko. Ibu memiliki peran yang sangat penting melalui kedekatan emosional dan komunikasi terbuka dalam menanamkan nilai moral serta memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Namun, hambatan seperti anggapan tabu, keterbatasan pengetahuan, dan kurangnya waktu sering kali mengurangi efektivitas peran tersebut. Upaya peningkatan kesadaran orang tua, penguatan komunikasi dalam keluarga, serta keterlibatan sekolah, masyarakat, dan pemerintah desa menjadi strategi penting dalam mencegah perilaku seksual berisiko pada remaja.