Arsitektur kolonial Belanda merupakan warisan masa penjajahan yang masih terlihat di kawasan Kota Tua Jakarta. Salah satu bangunan yang mencerminkan gaya tersebut adalah Gedung Singa Kuning di Jalan Kali Besar Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen-elemen fasad bangunan tersebut sebagai representasi arsitektur kolonial. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, dokumentasi visual, dan studi pustaka. Analisis mengacu pada teori fasad oleh Rob Krier dan teori arsitektur kolonial oleh Handinoto. Hasil menunjukkan bahwa fasad Gedung Singa Kuning memiliki ciri khas kolonial seperti atap pelana, jendela besar, pintu ganda, cripedoma, ornamen dekoratif, dan komposisi simetris. Elemen-elemen ini tidak hanya berfungsi secara struktural dan estetis, tetapi juga merepresentasikan simbol kekuasaan dan identitas visual pada masa kolonial. Kajian ini diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian bangunan cagar budaya dan memperkaya pemahaman tentang karakter arsitektur kolonial di Indonesia.