Stania Rahmah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH ALGORITMA DIGITAL TERHADAP PEMBENTUKAN BIAS BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL Stania Rahmah; Rijal Yasrif Al-Amin; Nurul Mubin
Indonesian Journal of Social Science and Education (IJOSSE) Vol. 1 No. 3 (2025): Vol. 1 No. 3 : Edisi September 2025
Publisher : JCI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/ijosse.v1i3.1564

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, termasuk dalam proses pembelajaran multikultural. Namun, di balik kemajuan tersebut, muncul fenomena bias algoritmik yang berdampak pada pembentukan persepsi budaya peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh algoritma digital terhadap pembentukan bias budaya dalam pembelajaran multikultural dengan menggunakan metode studi literatur (literature review). Data dikumpulkan dari berbagai sumber sekunder seperti buku ilmiah, artikel jurnal internasional, serta laporan lembaga pendidikan global seperti UNESCO dan OECD yang relevan dengan topik algoritma, budaya, dan pendidikan. Hasil telaah menunjukkan bahwa algoritma digital pada platform seperti YouTube, TikTok, dan Google Classroom cenderung memperkuat preferensi pengguna melalui sistem rekomendasi konten. Hal ini menciptakan “gelembung budaya” (cultural bubble), di mana peserta didik hanya terekspos pada budaya dominan dan terbatasi dari keragaman budaya lain. Kondisi ini menghambat tujuan pendidikan multikultural yang menekankan keterbukaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Penelitian ini menegaskan pentingnya literasi digital multikultural bagi pendidik dan peserta didik untuk memahami cara kerja algoritma serta dampaknya terhadap persepsi sosial dan budaya. Oleh karena itu, pendidikan di era digital perlu diarahkan pada pengembangan kesadaran algoritmik (algorithmic awareness) agar teknologi tidak menjadi sumber ketimpangan budaya, melainkan sarana memperkuat nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas dalam pembelajaran.