Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tipologi daerah berdasarkan desentralisasi fiskal dan IPM serta menganalisis dampak desentralisasi fiskal terhadap IPM di Indonesia.Data yang digunakan data IPM, PAD, DBH SDA, PDRB per kapita, tingkat kemiskinan, koefisien gini, dan tingkat pengangguran di Indonesia periode 2000-2014 yang diperoleh dari BPS Provinsi DI Yogyakarta. Alat analisis mengunakan metode scatter graph dan GLS FEM. Hasil dari analisis metode scatter graph menunjukkan bahwa provinsi yang tergolong IPM tinggi dan rasio PAD tinggi adalah provinsi DKI Jakarta, Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.IPM tinggi dan rasio DBH SDA tinggi adalah provinsi Riau, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, dan Jambi.Hasil dari regresi dampak desentralisasi fiskal terhadap IPM dilihat dari sisi rasio PAD dan rasio DBH SDA menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan.Hasil regresi ini relatif robust karena cenderung tidak jauh berbeda setelah ditambah variabel rasio DAU.
Copyrights © 2017