One of the hardest parts in communication is delivering the meaning as it is uttered. Considering the fact that in communication we are supposed to be able to deliver the message well to make the other party get the message, we need to pay attention to other’s image. The case that this study is going to analyse is the use of maaf sekadar mengingatkan to comment on someone’s appearance and/ or behaviour. One of Bahasa Indonesia experts gave an explanation that actually the meaning of sekadar mengingatkan is neutral. This study wants to analyse how giving suggestion and the use of maaf sekadar mengingatkancan harm someone’s face. The data was analysed using pragmatics study of FTA (Face Threatening Act). This study found that the factor that makes the meaning maaf sekadar mengingatkan be offensive is the expressions used together with this expression. Salah satu tantangan terbesar dalam berkomunikasi adalah menyampaikan maksud dari perkataan kita dengan baik; apakah pendengar dapat memahami dan menangkap maksud dari perkataan kita sama seperti apa yang kita inginkan. Sebuah kejadian yang viral akhir-akhir ini tentang penggunaan ekspresi maaf sekadar mengingatkan menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan berkomunikasi dengan baik perlu memperhatikan beberapa hal penting. Dalam kasus ini, penggunaan kata maaf tidak lantas membuat pendengar merasa lebih baik setelah mendengar kritik atau saran yang disampaikan. Tulisan ini ingin memberikan analisis ilmiah tentang bagaimana makna maaf sekadar mengingatkan terbentuk dalam penggunaan untuk menegur dan mengkritik. Lebih lanjut, tulisan ini ingin menanggapi penjelasan Ivan Lanin yang mengungkapkan bahwa makna sekadar megingatkan bersifat netral. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menerapkan teori pragmatik tentang Face Threatening Act (FTA). Dari hasil penelitian, dapat diketahui dan disimpulkan bahwa makna negatif yang terkandung dalam ekpresi maaf sekadar mengingatkan terbentuk dari ucapan yang menyertai ekspresi tersebut.
Copyrights © 2019