Perbedaan budaya bisa menimbulkan konflik dan berdampak pada perubahan pola komunikasi. Peristiwa penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan dan menewaskan empat warga dari NTT memberi pengaruh yang besar terhadap perubahan pola komunikasi antarbudaya mahasiswa NTT di Yogyakarta khusunya di Tambak Bayan. Tujuan penelitian ini untuk menemukan model komunikasi antarbudaya antara mahasiswa NTT dengan penduduk Tambak Bayan dan mengidentifikasi upaya-Avant Garde | Jurnal Ilmu Komunikasi VOL 3 NO.2 Desember 2015 | 198upaya apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa NTT untuk menjaga hubungan baik dengan penduduk Tambak Bayan. Teori yang digunakan adalah teori etnosentrisme dan face negociation theory. Metode penelitiannya kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan dalam pola komunikasi antarbudaya mahasiswa NTT dengan penduduk Tambak Bayan. Sebelum peristiwa Cebongan, proses komunikasi antardua kelompok beda budaya ini berjalan secara interaktif dan kooperatif. Pola komunikasi antarbudaya mahasiswa NTT dengan penduduk Tambak Bayan berubah menjadi saling curiga dan berprasangka negatif sejak peristiwa Cebongan. Terdapat hambatan-hambatan komunikasi seperti isu perbedaan suku agama dan ras (SARA), adanya ancaman, penolakkan, yang pada akhirnya menumbuhkan sikap etnosentris dalam masing-masing kelompok. Sebaiknya mahasiswa NTT dan penduduk Tambak Bayan berkolaborasi agar hubungan antaretnis bisa kembali membaik dan terwujud rasa nyaman.
Copyrights © 2015