Abstrak
Keberadaan waria merupakan realitas yang tidak bisa ditolak oleh masyarakat dan bukan merupakan hal yang baru lagi. Waria menghadapi banyak konflik, siring bertambahnya usia maka bertambah pula konflik yang dialami oleh waria. Konflik yang dihadapi memunculkan afek negatif sehingga berpengaruh terhadap rendahnya tingkat subjective well-being pada diri waria lanjut usia tersebut dan membuat individu memandang rendah hidupnya serta menganggap peristiwa yang terjadi sebagai hal yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan timbulnya emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan, deperesi dan kemarahan (Myers & Diener, 1995). Keadaan ini dapat menyebabkan individu yang bersangkutan merasa tidak puas dan tidak bahagia di dalam kehidupannya. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi kehidupan yang menopang jiwa agar waria lanjut usia memiliki subjective well-being yang baik. Seseorang yang mampu memaknai hidupnya dengan positif akan mampu mencapai subjective well-being yang tinggi, karena individu yang memiliki subjective well-being yang tinggi pada umumnya memiliki sejumlah kualitas hidup yang mengagumkan (Diener, 2000). Individu ini akan lebih mampu menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup dengan lebih baik dan menikmati masa lanjut usianya dengan memiliki kebermaknaan hidup. Logoterapi adalah konseling yang memusatkan pada pencarian makna hidup. Seseorang yang memaknai hidupnya dengan positif akan mampu mencapai subjective well-being yang tinggi (Gimmy Pratama & Bastaman, 2010).
Keyword : subjective well-being, logoterapi, waria lanjut usia.
Copyrights © 2016