Abstrak
Individu yang menderita gangguan kecemasan umum terus menerus merasa cemas, sering kali tentang hal-hal kecil dan memiliki kekhawatiran yang kronis. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengkhawatirkan banyak hal dan menganggap kekhawatiran mereka sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Gangguan kecemasan umum dikarakterisasikan dengan kekhawatiran yang tidak fokus dan kecemasan yang tidak disebabkan oleh kejadian baru yang spesifik (American Psychiatric Association, dalam Knauss & Schofield, 2009). Komponen utama dari gangguan kecemasan umum adalah kekhawatiran. Kekhawatiran, walau bagaimanapun merupakan kejadian kognitif – memikirkan tentang berbagai kemungkinan yang menakutkan. Fokus dari perspektif kognitif adalah peran dari cara pikir yang terdistorsi dan disfungsional yang mungkin memegang peran pada pengembangan gangguan kecemasan umun. Orang-orang yang menderita gangguan kecemasan umum seringkali salah mempersepsi kejadian-kejadian biasa sebagai hal yang mengancam dan kognisi mereka terfokus pada antisipasi pada berbagai bencana pada masa mendatang (Beck dkk dalam Davidson, 2004). Berbagai pendekatan terapi telah digunakan dalam mengatasai gangguan kecemasan umum, terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan salah satunya. Intervensi ini bertujuan untuk mengajarkan klien berbagai keterampilan untuk coping, dengan tujuan untuk membantu mereka mengembangkan gaya hidup yang adaptif, fleksibel, dan kondusif untuk mengurangi kecemasan. Terapi perilaku kognitif didasari premis bahwa kebanyakan perubahan teurapeutik terjadi pada setiap sesi dan konsekuensi dari latihan dari teknik-teknik CBT. Sama seperti keterampilan lainnya, teknik-teknik dari terapi perilaku kognitif membutuhkan latihan yang sering agar bisa dikuasai (Simos, 2002).
Keyword: gangguan kecemasan umum, CBT
Copyrights © 2016