Pengenalan pembicara berbeda dari pengenalan ucapan (speech recognition), dimana pengenalan ucapan lebih dikonsentrasikan pada ekstraksi dari beberapa bagian informasi pesan yang didalamnya berisikan teks yang diucapkan. Teks yang diucapkan ini mengandung unit-unit linguistic yang lebih dikenal sebagai Phonem, kata-kata kunci suatu pesan ataupun pesan yang lengkap. Sedangkan pengenalan pembicara (speaker recognition) menekankan pada analisa suara yang diucapkan oleh setiap pembicara sehingga dapat dibedakan karakteristik unik suara dari tiap pembicara tersebut.Dalam proses pengenalan pembicara akan dilakukan beberapa proses yaitu: akuisisi data suara digital, kemudian dilakukan proses frame blocking dan windowing (proses segmentasi dan frame) untuk meminimalkan diskontinyuitas sinyal pada bagian awal dan akhir sinyal suara. Pada proses selanjutnya dilakukan Ekstraksi ciri sebagai proses pemampatan data agar berdimensi kecil tanpa mengubah karakteristik sinyal suara. Proses ini dilakukan dengan menggunakan Transformasi Wavelet, yaitu menghasilkan koefisien prediksi. Kemudian dilakukan proses referensi pembicara dengan melakukan pelatihan terhadap data sinyal suara yang telah di-ekstrak, untuk mendapatkan klasifikasi pola suara pembicara yang berbeda, proses ini dilakukan dengan metode JST Som Kohonen.Dari penelitian ini telah didapati akurasi pengenalan pembicara dengan tingkat keberhasilan sebesar 96% dalam proses pengenalan pola suara. Kata kunci: Pengenalan Pembicara (recognition speaker), Transformasi Wavelet, SOM Kohonen
Copyrights © 2010