Angka kejadian diare di provinsi Sulawesi Utara sampai tahun 2006 sebanyak 50 kasus dengan jumlah kematian 1 orang, kasus diare balita di Puskesmas Tinumbala tahun 2007 terdapat 537 kasus dan tahun 2008 menjadi 585 kasus dan kelurahan yang kasus paling tinggi terdapat di kelurahan Kakenturan Satu dengan jumlah 190 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengolahan makanan, penyediaan air bersih, pembuangan tinja dan pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Kakenturan Satu Kecamatan Maesa Kota Bitung. Jenis penelitian adalah studi observasional analitik dengan rancangan cross Sectional study , jumlah sampel 165 anak balita dengan ibu sebagai respondennya, analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil pengolahan dan analisis data secara bivariat dimana tidak ada hubungan antara pengolahan makanan dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,682. Tidak ada hubungan antara pengolahan air bersih dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,113. Tidak ada hubungan antara pengolahan limbah dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,637. Tidak ada hubungan antara pengolahan tinja dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,328. Ibu balita tetap mempertahankan dan meningkatkan cara pengolahan makanan yang sudah baik, masyarakat Kota Bitung disarankan agar tetap menjaga sarana air bersih agar tetap dalam kondisi yang baik, menjaga kondisi sarana pengolahan air limbah supaya tetap dalam keadaan baik (tidak tersumbat). Masyarakat yang belum mempunyai sarana limbah dan tinja disarankan untuk membuatnya sehingga tercipta lingkungan sehat. Variabel yang diteliti pada penelitian ini tidak berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di kelurahan Kakenturan Satu sehingga perlu adanya penelitian lanjutan dengan variabel lain atau dengan menggunakan jenis penelitian yang berbeda.
Copyrights © 2013