Pengaruh bising bisa mengganggu efisiensi dan produktifitas kerja, telah dibuktikan secara statistik di beberapa industri. Produktifitas menurun dan para pekerja banyak membuat kesalahan bila dipengaruhi oleh bising tingkat tinggi, diatas sekitar 80 dBA dalam waktu yang lama. Sebaliknya juga diamati bahwa jika lingkungan suatu ruang kerja terlampau sunyi, produktifitas juga turun dan para pekerja melakukan lebih banyak kesalahan. Ini membuktikan bahwa bising hingga tingkat tertentu masih bisa diterima oleh manusia. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran intensitas kebisingan aktivitas bandara terhadap kenyamanan masyarakat di pemukiman sekitar Bandar Udara Internasioanl Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner serta hasil dari pengukuran intesitas kebisingan. Sampel dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang tinggal di daerah yang terdekat dengan bandara yaitu Desa Teterusan, Wusa dan Kelurahan Mapanget Barat yang diambil secara simple random sampling. Hasil analisis secara univariat didapatkan hasil yaitu rata-rata intensitas kebisingan di Desa Teterusan untuk pengukuran pada pagi = 61,5 dBA, siang = 62,3 dBA, Sore = 62,4 dBA, rata-rata pengukuran intesitas di Desa Mapanget Barat untuk pengukuran pagi = 50,9 dBA, Siang = 53,7 dBA, sore = 50,9 dBA dan rata-rata pengukuran intensitas kebisingan di Desa Wusa untuk pengukuran pagi= 63,3 dBA, siang= 66,4 dBA dan sore = 69,5dBA. Kesimpulan : Rata-rata pengukuran intensitas kebisingan di Desa Teterusan dan Desa Wusa > dari NAB yaitu sebesar 50,9 dBA – 69,5 dBA, dan tingkat kenyamanannya, diaman masyarakat yang merasa nyaman akibat bising oleh aktivitas bandara sebanyak 31,82% dan tidak nyaman sebanyak 68,18%.
Copyrights © 2015