Indonesia merupakan negara tropik yang kaya akan keaneka-ragaman hayati, termasuk sumber daya genetik tanaman (SDG) yang sangat bermanfaat dalam perakitan varietas unggul baru. Masalah utama dalam pemanfaatan SDG tanaman adalah gang-guan hama dan penyakit serta kekeringan. Kendala tersebut mendorong pemulia untuk memanfaatkan SDG tanaman untuk perbaikan sifat dalam perakitan varietas-varietas unggul baru. Salah satu kendala dalam perakitan varietas tanaman secara konvensional adalah terbatasnya ketersediaan SDG yang tahan hama dan penyakit. Keterbatasan ini menuntut perlunya peng-gunaan teknologi alternatif dalam perakitan varietas tanaman untuk menghasilkan varietas tahan hama dan penyakit. Peng-gunaan bioteknologi melalui teknik rekayasa genetik dalam perakitan tanaman berperan penting dalam menghasilkan vari-etas unggul yang mampu beradaptasi pada kondisi tertentu. Teknik rekayasa genetik merupakan penguat pemuliaan kon-vensional yang sudah mapan. Penelitian rekayasa genetik untuk perbaikan sifat tanaman telah dilakukan secara global dan menghasilkan tanaman produk rekayasa genetik (PRG). Pemanfaatan teknik rekayasa genetik untuk memperbaiki sifat tanaman yang dilakukan di Badan Litbang Pertanian sejak 2000 sampai 2012 telah menghasilkan tanaman PRG berupa kedelai tahan hama penggerek polong, kentang tahan penyakit hawar daun, tomat tahan penyakit virus TYLCV dan CMV, serta pepaya yang memiliki sifat tunda matang (delay ripening) yang telah teruji pada kondisi fasilitas uji terbatas dan lapangan uji terbatas. Namun, pemanfaatan tanaman PRG mengundang ke-khawatiran sebagian masyarakat karena produk tersebut disi-nyalir akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan hewan. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, maka tanaman PRG memerlukan pengkajian risiko, pengelolaan risiko, dan komunikasi risiko. Tanaman PRG yang telah mendapat sertifikasi aman lingkungan, aman pangan, dan/ atau aman pakan dapat dilepas dan dikembangkan lebih lanjut.
Copyrights © 2013