Pakan merupakan komponen terbesar dari biaya produksi ternak. Untuk menekan biaya pakan, bahan pakan dari limbah pertanian dan industri pengolahan hasil tanaman pangan dan perkebunan perlu dieksplorasi. Limbah tanaman pangan yang berpotensi sebagai bahan pakan adalah: (1) jerami padi, poten-sinya 6-8 t/ha yang dapat menghidupi sapi dewasa 2-3 ekor/tahun, dedak padi, dan bekatul; (2) jerami, kulit, dan janggel jagung; (3) daun, kulit, dan onggok ubi kayu; (4) brangkasan, kulit, dan bungkil kacang tanah; dan (5) brangkasan, kulit, dan bungkil kedelai serta ampas tahu. Sementara limbah dari tanaman perkebunan meliputi: (1) daun tebu kering dan pucuk, tetes (molases), ampas tebu, blotong, dan abu; (2) daun, bungkil, dan lumpur sawit; (3) bungkil kelapa; (4) kulit kakao; (5) kulit kopi; dan (6) kulit nenas. Namun, limbah pertanian tersebut nilai gizinya rendah, serat kasarnya tinggi, kandungan protein rendah (kecuali bungkil kelapa, kelapa sawit, bungkil kedelai, ampas tahu, jerami kacang tanah, jerami kedelai, jerami kacang panjang, dan daun ubi kayu), mengandung zat antinutrisi (sianida pada limbah ubi kayu), konsumsi dan nilai kecernaannya rendah, dan protein mudah terdegradasi dalam rumen (daun ubi kayu dan ampas tahu). Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan teknologi tepat guna, antara lain: (1) fermentasi bahan pakan berserat tinggi, (2) mencegah degradasi protein dalam rumen dengan pemanasan, penambahan formaldehida, pemberian pakan berulang, dan pemberian garam dan asam amino sintetis, dan (3) pencacahan untuk menghilangkan zat antinutrisi.
Copyrights © 2013