Pemangkasan pada tanaman teh merupakan salah satu rekayasa ekofisiologi yang dilakukan untuk menginisiasi pertumbuhan tunas sebagai bakal pembentukan pucuk peko. Sitokinin, salah satunya benzil amino purin (BAP), merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat diaplikasikan untuk memacu inisiasi tunas setelah pemangkasan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemangkasan dan penggunaan sitokinin terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman teh. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung pada ketinggian 1250 m di atas permukaan laut (dpl), mulai bulan Juni sampai Agustus 2018. Penelitian menggunakan tanaman menghasilkan (TM) klon GMB 7 berumur 7 tahun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan sehingga terdapat 32 unit percobaan, meliputi perlakuan pemangkasan bersih dan pemangkasan jambul/ajir, tinggi pemangkasan 40 cm dan 60 cm, serta konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP. Peubah yang diamati adalah jumlah pucuk peko, jumlah pucuk burung, bobot segar dan kering pucuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari jenis dan tinggi pangkasan dengan pemberian BAP berpengaruh terhadap jumlah pucuk peko dan pucuk burung pada pemetikan ke-3, namun tidak berpengaruh terhadap bobot segar dan kering pucuk. Perlakuan pemangkasan secara bersih ataupun jambul/ajir pada tinggi pangkas 60 cm dan diikuti pemberian BAP 60 ppm, merupakan perlakuan terbaik dalam menghasilkan jumlah pucuk peko dan mengurangi jumlah pucuk burung.
Copyrights © 2019