Pendekatan sastra dalam tafsir Alquran sangat jarang sekali digunakan oleh para mufasir. Salah satu mufasir yang menggunakan sastra sebagai pisau analisis alquran yaitu Mustansir Mir. Dengan menggunakan metode pustaka dan konten analisis, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran Mir dalam menafsirkan Alquran dengan pendekatan sastranya. Tulisan ini fokus pada artikel Mir yang berjudul Irony in the Quran; a study of the story of Yusuf. Dalam artikel tersebut Mir membuka wacana baru bagi kaum Muslim untuk memahami Alquran tidak stagnan pada pemahaman teologis saja akan tetapi Mir mengajak kaum Muslim untuk dapat menikmati keindahan sastra yang terkandung dalam Alquran. Dalam Surah Yusuf menurut Mir terdapat banyak ironi atau harapan bertolak belakang dengan hasil. Dalam artikelnya, Ia menjelaskan bahwa terdapat dua macam ironi, pertama, ironi kejadian dan kedua, ironi perkataan. Dengan adanya artikel Mir ini, dapat diambil pengajaran bahwa kehendak Allah adalah yang paling tepat. Apa yang manusia inginkan belum tentu terjadi tanpa adanya kehendak Allah.
Copyrights © 2019