Kejadian gout di Indonesia terus meningkat dan bertambah banyak.Pada tahun 2012 adalah sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan menderita gout. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap penurunan kadar asam urat pada penderitah iperurisemia. Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen. Menggunakan two group pre testpost test design. Jumlah sampel masing-masing 30 orang pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Analisis data yang di gunakan adalah uji tdependent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus dan kelompok kontrol, sebagian besar pasien berumur > 50 tahun yaitu sebanyak 12 orang (40%) pada kelompok kasus dan 11 orang (36.7%) pada kelompok kontrol. Sebagian besar responden pada kelompok kasus dan control berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 14 orang (46.7%) dengan pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak 12 Orang  (40.0 %) pada kelompok kasus dan 13 (43.3%) pada kelompok kontrol.. Terlihat nilai mean perbedaan kadar asam urat antara sebelum dibekam dan setelah dibekam adalah 2.620 dengan standar deviasi 1.530. Hasil uji statistic didapatkan nilai p= 0.000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata antara kadar asam urat sebelum dilakukan terapi bekam dan setelah dilakukan terapi bekam. Diharapkan masyarakat agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang asam urat dan menjaga pola makan sehingga tidak terjadi peningkatan asam urat (hiperurisemia). Di sarankan kepada penderita asam urat agar rutin untuk melakukan bekam untuk menurunkan kadar asam urat minimal satu kali dalam satu bulan. Mengingat hasil penelitian ini mampu berkontribusi dalam mengatasi masalah asam urat.
Copyrights © 2017