Research on the effect of heating during binder dissolution process on the performance of cathode for lithium-ion cell had been done. This research is a part of coating technology which is applied on lithium-ion battery. The objective of this research is to observe the effect of heating on dissolution process of binder on the binder solution, cathode sheet, and the cell itself. Slurry was prepared by using LiMn2O4 as an active substance, acetylene black as a conductive, NMP as solvent and PVDF as a binder. Binder dissolution was performed by utilizing heatable magnetic stirrer at temperature variations of 25, 40 and 80 °C. The results showed that the color of binder solution made at 40 and 80 °C were yellow transparent whereas that made at 25 °C was cloudy white transparent. The best binding strength and flexibility of cathode was obtained from 25 °C trial. The best quality cell was obtained from 25 °C trial which produced the lowest internal resistance with decent capacity. It can be concluded from this expriment that heating during dissolution process of binder affected the quality of binder solution, cathode sheet, and the cell. In general, of 3 heating temperature variable, binder dissolution at 25 °C give the best result.Penelitian mengenai pengaruh pemanasan pada proses pelarutan binder terhadap kinerja katoda pada sel baterai ion-lithium telah dilakukan. Penelitian ini merupakan bagian dari teknologi coating yang diterapkan pada aplikasi baterai ion-lithium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada proses pelarutan binder terhadap larutan binder, kualitas fisik katoda dan kualitas sel baterai ion-lithium yang dibuat menggunakan larutan binder tersebut. Slurry untuk pembuatan katoda menggunakan bahan LiMn2O4 sebagai bahan aktif, acetylene black sebagai konduktif, NMP sebagai pelarut dan PVDF sebagai binder. Pelarutan binder dilakukan dengan menggunakan magnetic stirrer berpemanas dengan variasi suhu 25, 40 dan 80 °C. Dari hasil percobaan, didapat hasil bahwa proses pelarutan pada suhu 40 dan 80 °C menghasilkan larutan binder berwarna jernih kekuningan, sedangkan untuk variasi 25 °C menghasilkan larutan putih transparan. Daya rekat dan fleksibilitas paling baik diperoleh dari lembaran katoda dengan variasi suhu 25 °C. Untuk kualitas sel baterai, baterai yang paling baik didapat dari variasi 25 °C dengan tahanan dalam paling kecil dan kapasitas yang baik. Dari percoban ini dapat disimpulkan bahwa pemanasan saat pelarutan binder mempengaruhi kualitas larutan binder, kualitas fisik katoda dan kualitas sel baterai ion-lithium yang dihasilkan. Dari 3 macam variasi pemanasan yang dilakukan, pelarutan binder pada suhu 25 °C memberikan hasil yang paling baik secara keseluruhan.
Copyrights © 2017