Abstrak: Kota Pontianak memiliki tipe hujan equatorial dan berada pada zona pasang surut harian tunggal, dengan curah hujan yang tinggi menyebabkan kawasan pesisir berkontur landai, jenis tanah berupa gambut, dan air yang berwarna kecokelatan, serta terjadi intrusi air laut terutama pada musim kemarau. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Kota Pontianak membuat kebijakan strategis dengan pendekatan short-term dan long-term (jangka menengah dan jangka panjang) dalam rangka memenuhi kebutuhan air Regional Pontianak. Kebutuhan air bersih Regional Pontianak sampai dengan tahun 2020 sebesar 5,21 m3/det sedangkan sampai dengan tahun 2030 sebesar 8,48 m3/det. Sungai Ambawang terpilih untuk dijadikan sumber air baku yang baru. Alokasi untuk air minum menggunakan debit 10 tahun kering, R10 kering pada Sungai Ambawang sebesar 8,51 m3/det. Kebijakan strategis jangka menengah dengan memanfaatkan potensi sumber air sungai Ambawang dengan pengembangan infrastuktur sumber daya air yaitu perencanaan long storage Ambawang dan supplesi freshwater dari sungai Landak. Pra desain saluran supplesi (dari Sungai Landak ke Sungai Ambawang) berpenampang trapesium dengan dimensi b=5m h=3m Q5=24,8 m3/det dan saluran ini berfungsi untuk pembilasan, dimensi mercu bendung pada Sungai Ambawang h=4m b=180m Q5=47,32 m3/det, untuk intake digunakan dimensi h=3,5m b=3m Q=8,48 m3/det. Kebijakan strategis jangka panjang, pengelolaan deterministik dan pengelolaan optimal long storage Ambawang dengan ketidakpastian debit masa depan. Pengelolaan deterministik menggunakan lintasan debit rencana 10 tahun (kering, normal, basah) namun kurang efisien karena banyak limpasan, sedangkan pengelolaan storage secara optimal dengan model kontinu dapat meminimalkan limpasan. Dengan demikian, Sungai Ambawang sebagai sumber air baku dapat memenuhi kebutuhan air bersih secara kualitas dan kuantitas untuk Regional Pontianak sampai tahun 2030 (jangka panjang).
Copyrights © 2012