Abstract: Daerah pedesaan secara global memperlihatkan adanya keragaman dalam jumlah penduduk, struktur sosial, lokasi dan tujuan. Namun secara umum desa dilihat sebagai daerah miskin yang terkendala pelayanan bagi masyarakat (publik dan swasta). Setiap organisasi yang membantu pengembangan masyarakat desa menghadapi tantangan seperti cara pikir masyarakat, kepemilikan tanah, birokrasi pemerintahan lokal, pendidikan yang rendah dan sebagainya. Tulisan ini mengkaji arti penting proses interpretasi bagi suatu organisasi dalam mendefinisikan makna masyarakat bagi mereka dan peran penting penyesuaian bersama antara organisasi dan masyarakat dalam rangka mengelola pembangunan desa. Tulisan ini akan memaparkan konsep pembangunan desa yang dikembangkan melalui proyek ESSV (Energy Self Sufficient Village) di Indonesia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2010