Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment)
Vol 18 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan

Kecukupan Hara Fosfor pada Pertumbuhan dan Produksi Kedelai dengan Budidaya Jenuh Air di Tanah Mineral dan Bergambut: Phosporus Sufficiency for Growth and Production of Soybean under Saturated Soil Culture in Mineral and Peaty Soils

Bachtiar Bachtiar (Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo, Limboto-Gorontalo, 96212, Indonesia)
Munif Ghulamahdi (Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680)
Maya Melati (Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680)
Dwi Guntoro (Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680)
Atang Sutandi (Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680)



Article Info

Publish Date
01 Apr 2016

Abstract

Tujuan penelitian adalah menentukan dosis dan pemberian pupuk P pada varietas kedelai di tanah bergambut dan mineral dengan budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan di tanah bergambut dan mineral lahan pasang surut tipe B dan C di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan dari April hingga Agustus 2014. Penelitian menggunakan rancangan petak-petak terpisah. Petak utama adalah varietas (Willis dan Tanggamus), anak petak adalah waktu aplikasi (0, 0 dan 4 MST), dan anak-anak petak adalah dosis pupuk (0, 36, 72, 108 kg P2O5 ha-1). Hasil percobaan menunjukkan bahwa produktivitas kedelai di tanah mineral bergambut lebih rendah daripada di tanah mineral. Di tanah mineral bergambut waktu aplikasi fosfor pada 0 dan 4 MST lebih meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas, sedangkan waktu aplikasi fosfor di tanah mineral lebih baik pada umur pada 0 dan 4 MST. Dosis pupuk 108 kg P2O5 ha-1 meningkatkan produktivitas tanaman kedelai di tanah mineral bergambut sedangkan dosis 72 kg P2O5 ha-1 lebih baik untuk tanah mineral. Pada tanah mineral bergambut, interaksi (Tanggamus, waktu aplikasi 0 dan 4 MST serta dosis 72 kg P2O5 ha-1), menghasilkan produktivitas tanaman kedelai tertinggi (2.83 ton ha-1). Sementara itu interaksi (Tanggamus, waktu aplikasi 0 dan 4 MST serta dosis 72 kg P2O5 ha-1) menghasilkan produktivitas tanaman kedelai tertinggi 3.8 ton ha-1 di tanah mineral dengan teknik budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Kata kunci : Dosis pupuk, Glycine max (L) Merr., fosfor, kemasaman tanah, varietas

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

jtanah

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Environmental Science

Description

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan merupakan media yang menyajikan artikel mengenai hasil penelitian dan telaah perkembangan mutakhir dalam bidang ilmu tanah, air, dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama. ...