Penelitian bertujuan untuk mengetahui histopatologi hepar tikus putih (Rattus novergicus) yang diinduksi aspirin pasca diberi madu secara oral. Penelitian menggunakan tikus putih Wistar jantan, umur 2 bulan, berat badan rerata 200 gram. Sebanyak 24 ekor tikus dibagi dalam 4 kelompok, dengan perlakuan control: diberi aquadest peroral l ml/200gram BB, perlakuan 1, 2 dan 3 diberi madu masing- masing l ml/200gram BB. 2 m1/200gram, 3 ml/200gram BB tikus. Pemberian madu per oral selama 7 hari dan pada hari ke-7 seluruh tikus diberi aspirin masing-masing dosis 150 mg/ekor, Pada hari ke-8, seluruh tikus dinekropsi dan organ hepar diambil untuk selanjutnya dibuat preparat histologi dengan metode blok parafin dan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Pengamatan preparat dilakukan dalam 5 lapang pandang mikroskopik meliputi adanya kongesti, peradangan, hemoragi dan nekrosis. Data hasil pemeriksaan dianalisis dengan uji statistik non parametric Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan lesi kongesti dan peradangan antara kontrol dengan perlakuan 1, 2 dan 3. Tidak ada perbedaan lesi yang signifikan antara perlakuan 1, 2 dan 3. Kesimpulannya adalah ada peran madu sebagai barier pada mukosa lambung dan usus terhadap efek samping aspirin sebagai zat hepatotoksik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2013