Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak kulit batang kelor terhadap perubahan histopatologi testis tikus wistar yang diinduksi aloksan. Penelitian menggunakan sampel testis tikus wistar yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan berkisar antara 150-200 gram. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol positif diberikan aquades steril, kelompok 2 sebagai kontrol negatif diberikan aloksan 125mg/kg bb, kelompok 3 sebagai kontrol obat diberikan aloksan dan glibenklamid 0,045mg/kg bb, kelompok 4 diberikan ekstrak kulit batang kelor dosis 100mg/kg bb, kelompok 5 diberikan ekstrak kulit batang kelor dosis 200mg/kg bb dan kelompok 6 diberikan esktrak kulit batang kelor dosis 400mg/kg bb. Setelah 21 hari dilakukan nekropsi pada seluruh tikus wistar yang diberi perlakuan untuk pengambilan sampel testis dan dibuat preparat histologi. Metode pewarnaan menggunakan Hematoxilin-Eosin. Selanjutnya dilakukan pengamatan di Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, terhadap perubahan histopatologi testis tikus wistar yang meliputi degenerasi dan nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Kruskall-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak kulit batang kelor terhadap perubahan histopatologi testis tikus wistar yang diinduksi aloksan dengan dosis 100mg/kg bb, 200mg/kg bb dan 400 mg/kg bb tidak memberikan hasil yang berbeda nyata (p>0,05).
Copyrights © 2014