ABSTRAKLatar belakang : Status gizi anak ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain makanan pendamping ASI(MPASI) yang mengandung kalori dan protein yang cukup dan diberikan mulai umur 4 bulan. MPASI inisering diberikan dalam jumlah dan kualitas yang kurang, karena ketidaktahuan ibu tentang MPASI yangbergizi.Tujuan : Untuk melihat adanya perbedaan kandungan energi dan protein MPASI serta status gizi bayisebelum dan sesudah penyuluhan. Penyuluhan diberikan kepada ibu-ibu balita untuk meningkatkan kaloridan protein. Makanan pendamping ASI dengan menambahkan minyak, santan, ikan dan kacang-kacanganpada Makanan Pendamping ASI yang diberikan untuk anak.Metode: Rancangan penelitian ini adalah pre- and post-test design dengan sampel sebanyak 20 orang ibukeluarga nelayan yang menpunyai anak usia 0-2 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancaraberdasarkan kuesioner. Berat badan ditimbang dengan dacin, sedangkan panjang anak diukur denganmeteran pada saat posyandu. Status gizi anak dinilai dengan antropometri dengan menggunakan batasanz-score ? 2 SD dari buku WHO-NCHS. Uji statistik dengan Wilcoxon Signed rank test dengan batasankemaknaan 0,05.Hasil : Kandungan energi MPASI rata-rata 312,8 kal/hari dan protein 9,69 gram/hari. Anak nelayan diRW I,II,III Kelurahan Bandarhardjo rata-rata berada dalam keadaan gizi yang baik dengan rerata z scoretinggi badan menurut umur, berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan lebih besardari -2SD.Simpulan : Terdapat peningkatan kandungan energi, protein, z score berat badan menurut tinggi badansebelum dan setelah penyuluhan, namun tidak bermakna. Sedangkan z score tinggi badan menurut umurada peningkatan bermakna (p=0,03)Kata kunci : Status gizi, Makanan Pendamping ASI, keluarga nelayan
Copyrights © 2013