Dulu, sastra lahir berdasarkan kemampuannya mengajari atau menyenangkan khalayak; dengan kata lain menurut kadar kemanfaatan dan kesenangan yang diberikan. Penyair Latin Horatius (68-9 SM) merupakan wakil yang paling terkenal dalam diskusi tentang manfaat/ kesenangan (qui miscuit utile dulci), Disisi lain terdapat corak bertendens, yaitu sastra yang berisi ketidak-adilan, seperti puisi Breytenbach dari Afrika Selatan, puisi Rendra atau sastra yang bertujuan memperbaiki keadaan seperti Max Havelar karangan Multatuli.
Copyrights © 2001