Pola  dermatoglifi (sidik jari) dapat digunakan sebagai penanda genetik DMT2. Analis  pola dermatoglifi secara kuantitatif dapat melalui beberapa parameter dermatoglifi antara lain: frekuensi pola sidik jari (arch, loop dan whorl),  jumlah sulur, indeks tipe pola (pattern type index) yang terdiri dari indeks Dankmeijer, indeks Furuhata,  indeks intensitas pola (pattern intensity index) dan Sudut atd. Sudut atd merupakan sudut yang terbentuk dengan menghubungkan titik triradius a, t dan d pada daerah telapak tangan.Tujuan penelitian menemukan hubungan karakteristik dermatoglifi (sudut atd) dengan diabetes melitus tipe-2 etnis Minangkabau.Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan 132 sampel terdiri dari 66 pasien dengan diabetes melitus tipe-2 dan 66 kontrol. Hasil penelitian tentang sudut atd pada DMT2 adalah 40,44± 3,34 dan  pada kontrol 40,42±3,96. Hasil uji-t dan α=5% didapatkan nilai p=0,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang   signifikan rata-rata sudut atd pada diabetes melitus tipe-2 etnis Minangkabau.Kata kunci: sudut atd, dermataglifi dan DMT2
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017