snimed
2018

Isu Sistem Pendukung Keputusan di Bidang Medis

Kusumadewi, Sri (Unknown)



Article Info

Publish Date
04 Jan 2019

Abstract

Informatika medis merupakan suatu bidang yang merupakan irisan antara aplikasi teknologi informasi dan perawatan kesehatan.Bidang kajian informatika medis cukup luas dan dapat dikategorikan sebagai berikut (USF, 2018): 1) Menciptakan, mengelola, ataumemfasilitasi cara-cara baru untuk fasilitas dan praktik medis terutama dalam pengelolaan Sistem Rekam Medik Elektronik (RME);2) Meningkatkan kualitas komunikasi antara penyedia layanan kesehatan dan fasilitas untuk memastikan hasil terbaik bagi pasien;3) Menyimpan, mengelola, dan menganalisis data untuk keperluan riset; dan 4) Membantu penelitian yang sangatnkompleks danbergantung pada teknologi, seperti pengurutan genom manusia. Clark dalam Kusumadewi (2010) membagi bidang kajianinformatika medis ke dalam empat bidang, yaitu: 1) Manajemen pengetahuan; 2) Manajemen informasi; 3) Komunikasi; dan 4)Pendukung keputusan. Aplikasi teknologi informasi yang berperan dalam manajemen pengetahuan seperti sistem informasikesehatan konsumer, informasi medis berbasis bukti (evidence-based medical information) dan sistem manajemen pengetahuan(knowledge management system). Sistem berbasis web dan sistem bergerak banyak diciptakan untuk kepentingan ini. Sistem iniakan memberikan pengetahuan dan memungkinkan adanya sharing pengetahuan antara penggunna sistem. Aplikasi teknologiinformasi pada manajemen informasi banyak dilakukan pada sistem informasi rumah sakit (layanan kesehatan) termasuk didalamnya sistem rekam medik elektronik, transaksi pembayaran & tagihan, sistem pemesanan dan tagihan. Pada saat ini komunikasimemegang perenan penting dalam aplikasi teknologi informasi di bidang medis. Telemedicine merupakan aplikasi terpopuler yangmenggunakan teknologi informasi & komunikasi di bidang medis. Tele-education, tele-surgery, tele-presence, teleradiologymerupakan bagian dari telemedicine yang sangat berkembang. Sistem Pendukung Keputusan merupakan salah satu bidang kajianyang sangat berkembang di informatika medis. Menurut McLeod dalam Turban, et.al. (2005), Sistem pendukung keputusanmerupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan dalam penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yangbersifat semi-terstruktur. Secara khusus sistem pendukung keputusan di bidang medis sering dikenal dengan nama SistemPendukung Keputusan Klinis (SPKK). SPKK merupakan program komputer yang dirancang untuk membantu para profesional dibidang kesehatan dalam membuat keputusan-keputusan klinis (Shortliffe, 2009). Aplikasi pendukung keputusan di bidang medisdapat berupa sistem pengingat (reminder system), sistem pakar, sistem interaksi obat dan pengolahan citra medis. ImplementasiSPKK di negara-negara berkembang masih terkendala oleh beberapa hal (Sambasivan et.al, 2012), yaitu: 1) Ketergantungan padarekam medik elektronik untuk memasok data yang relevan dan adanya permasalahan dalam implementsi rekam medik elektronik;2) Desain antarmuka yang buruk (tidak relevan dengan kebutuhan); 3) Masalah kecocokan aliran kerja SPKK dengan proses rutindalam perawatan pasien; 4) Keengganan dokter untuk menggunakan sistem; 5) Kurang cakap dalam menggunakan komputer dan6) Biaya pengadaan dan implementasi. Masalah antarmuka pengguna (user interface) merupakan masalah yang cukup dominandalam tingkat penerimaan SPKK di Indonesia khususnya di Pulau Jawa (Nurlifa & Kusumadewi, 2014)(Sulistianingsih, et.al.,2015). Pada tahap anamnesis dan pemeriksaan fisik, rancangan antarmuka yang sesuai dengan keinginan dokter adalah rancanganantarmuka natural language processing dan sistem pengisian borang. Isu lain dari aplikasi SPKK adalah adanya dukungansekelompok pengambil keputusan (grup) dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok atauGroup Decision Support System (GDSS) sangat direkomendasikan untuk kepentingan ini. GDSS sangat bermanfaat untuk berbagipengetahuan dan pemutakhiran pengetahuan. Kendala utama yang dihadapi pada implementasi CDSS adalah pengambilankeputusan tunggal (konsensus) terutama jika preferensi yang diberikan oleh setiap pengambil keputusan diberikan dengan formatyang berbeda-beda (Kusumadewi, et.al., 2018).

Copyrights © 2018