Aceh telah melakukan reformasi pendidika Islam yang dikotomi dengan penerapan kurikulum integrase berbasil al-Qur’an dengan tidak lupa mengakomodasi kuriulum pendidikan Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model integrasi ilmu dalam kurikulum di SD IT Aceh Besar dan Adzkiya Bireuen, untuk mengetahu implementasi model integrasi ilmu dalam kurikulum di SD IT Aceh Besar dan Adzkiya Bireuen, dan untuk mengetahu kelebihan dan kelemahan integrasi ilmu dalam kurikulum di SD IT Aceh Besar dan Adzkiya Bireuen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Model integrasi ilmu dalam kurikulum SD Islam Terpadu di Aceh Besar dan Bireuen adalah mengarah kepada model purifikasi-connected karena dilihat dari konsep kurikulum, konsep tujuan, konsep materi sampai pada konsep proses pembelajaran serta evaluasi yang dilaksanakan serta purifikasi (penyucian) yang berusaha menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai dan normal Islam secara kaffah dan commitment dalam menjaga dan memelihara ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan. 2). Implementasi model integrasi ilmu dalam pembelajaran di SD Islam Terpadu di Aceh Besar dan Bireuen dimulai dengan tahap perencanaan: penyusunan silabus, RPP dan buku siswa. Tahap pelaksanaan dan Tahap evaluasi. 3). Kelebihan dan kekurangan model integrasi ilmu dalam kurikulum SD Islam Terpadu di Aceh Besar dan Bireuen adalah sebagai berikut: a. Kelebihannya adalah: (1) siswa lebih mendekatkan dan mendalami seluk-beluk pengetahuan al-Qur’an, (2) penanaman al-Qur’an sejak dini kepada siswa, (3) siswa lebih termotivasi dalam belajar, (4) menumbuh kembangkan kebanggaan siswa terhadap Islam dan al-Qur’an, (5) senantiasa mencintai al-Qur’an dan menambah keimanan dalam mentauhidkan Allah Semata. b. Kekurangannya adalah: (1) kesulitan guru dalam menyeleksi ayat al-Qur’an yang sesuai dengan materi, (2) keterbatasan kemampuan guru dalam menafsirkan ayat al-Qur’an atau Hadits, (3) keterbatasan waktu dalam persiapan materi berbasis al-Qur’an pada setiap harinya, (4) pembelajaran integrasi al-Qur’an (fahmul Qur’an) sulit dijalankan dengan maksimal oleh guru yang belum training.
Copyrights © 2019