Tulisan ini mengkaji perspektif gender yang terdapat dalam novel Kapak (2005) karya Dewi Linggarsari dengan menggunakan kritik sastra feminis. Perspektif gender yang ditemukan adalah adanya ketidakadilan dan kesetaraaan gender yang dialami tokoh wanita Mika, Yemnen, dan dokter Astrid. Ketidakadilan gender terlihat saat wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah, yang menyebabkan terjadinya subordinasi dan kekerasan.Sementara itu,kesetaraan gender terlihat dari adanya persamaan hak bagi kaum wanita dengan adanya aturan adat yang melindungi wanita dan pendidikan bagi wanita. Wanita bukanlah makhluk lemah yang hanya dijadikan korban kekerasan laki-laki, melainkan makhluk yang kuat dan pemberani serta mampu membantu memperbaiki nasib kaum wanita yang menjadi korban kekerasan suaminya. Tulisan ini mengkaji perspektif gender yang terdapat dalam novel Kapak (2005) karyaDewi Linggarsari dengan menggunakan kritik sastra feminis. Perspektif gender yang ditemukan adalah adanya ketidakadilan dan kesetaraaan gender yang dialami tokoh wanita Mika, Yemnen, dan dokter Astrid. Ketidakadilan gender terlihat saat wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah, yang menyebabkan terjadinya subordinasi dan kekerasan.Sementara itu,kesetaraan gender terlihat dari adanya persamaan hak bagi kaum wanita dengan adanya aturan adat yang melindungi wanita dan pendidikan bagi wanita. Wanita bukanlah makhluk lemah yang hanya dijadikan korban kekerasan laki-laki, melainkan makhluk yang kuat dan pemberani serta mampu membantu memperbaiki nasib kaum wanita yang menjadi korban kekerasan suaminya.
Copyrights © 2014