Beberapa waktu lalu di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami guncangan gempa yang sangat menggemparkan masyarakat sehingga banyak bangunan yang hancur dan rata dengan tanah. Sementara saat ini pemanfaatan limbah plastik sedang menjadi perhatian masyarakat maupun pemerintah terutama diwilayah NTB. Sehingga latar belakang inilah yang menjadi dasar penelitian untuk membuat bata ringan tahan gempa dengan memanfaatkan limbah plastik PET untuk menggantikan agregat kasar sebagai campuran dan memanfaatkan serat sisal sebagai penguat (reinforce) untuk meningkatkan kekuatan bata ringan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan bata ringan jenis CLC (Cellular Lightweight Concrete) dengan memanfaatkan limbah plastik PET dan serat sisal, untuk mengetahui pengaruh penambahan plastik PET maupun serat sisal terhadap sifat mekanik bata ringan, serta untuk mengetahui komposisi optimum dari penambahan plastik PET dan serat sisal pada pembuatan bata ringan CLC. Penggunaan plastik PET dan serat sisal menghasilkan bata dengan massa jenis rata-rata 1.830,419 kg/m3 untuk sampel variasi 1:1, 1.880 kg/m3 untuk sampel variasi 4 : 1, dan 1.887,654 kg/m3 untuk sampel variasi 1 : 4. Kekuatan tekan maksimum dicapai pada sampel variasi 1:4 yaitu sampel dengan penambahan serat sisal 4 kali lebih banyak dari plastik PET. Berdasarkan hasil pengukuran massa jenis bata, hanya sampel variasi 1:1 yang memenuhi standar SNI 2847-2013 bata ringan (1.140-1.840 kg/m3). Penambahan serat sisal yang lebih banyak 4 kali dari plastik PET (sampel variasi 1:4) memiliki nilai kekuatan tekan paling tinggi yaitu 8,5MPa dan masuk dalam kategori bata ringan mutu I.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020